Browsing "Older Posts"

Halo sahabat selamat datang di website layanandokter.site, pada kesempatan hari ini kita akan membahas seputar Gagal Jantung Akut, Apa Bedanya dengan Gagal Jantung Kronis? oleh - layanandokter.site, kami sudah mempersiapkan artikel tersebut dengan informatif dan akurat, silahkan membaca

Gagal jantung adalah suatu masalah kesehatan jantung yang dapat menyebabkan kematian. Gagal jantung bisa terjadi secara perlahan, atau disebut gagal jantung kronik, maupun terjadi secara tiba-tiba yang dikenal sebagai gagal jantung akut. Berikut penjelasan lengkap mengenai gagal jantung akut dan kronik.

Gagal jantung akut, saat gagal jantung terjadi secara tiba-tiba

Gagal jantung terjadi saat  otot jantung tidak dapat memompa darah seperti dalam kondisi normal. Penyebab dari gagal jantung bisa beraneka ragam, mulai dari penyempitan pembuluh arteri atau penyakit jantung koroner hingga hipertensi.

Jika tidak segera diatasi, kondisi-kondisi tersebut dapat menyebabkan otot jantung melemah atau justru berubah menjadi kaku sehingga tidak bisa memompa dengan baik. Gagal jantung termasuk kondisi yang berbahaya, karena tidak semua kondisi yang menjadi penyebab gagal jantung bisa disembuhkan.

Biasanya, penggunaan obat-obatan jantung hanya dapat membantu meredakan gejala dan membantu agar pasien bisa bertahan lebih lama. Namun, saat terjadi kerusakan pada jantung, kondisi tersebut biasanya sudah tidak bisa dikembalikan seperti sedia kala.

Sebenarnya, tidak ada yang berbeda antara gagal jantung akut dan kronik. Perbedaan hanya terletak pada progres dari kondisi itu sendiri. Seperti yang telah disebutkan, kondisi ini terjadi secara tiba-tiba, sementara gagal jantung kronik terjadi secara perlahan.
Sebuah penelitian yang dimuat pada Current Heart Failure Reports, gagal jantung ini adalah kondisi yang dapat membahayakan nyawa, membutuhkan penanganan segera, dan mengharuskan pasien untuk dirawat di rumah sakit.

Gejala-gejala gagal jantung akut yang perlu diwaspadai

Salah satu gejala jantung akut yang paling umum adalah sesak napas. Gejala lain dari kondisi ini tidak berbeda jauh dengan gejala dari gagal jantung kronik, diantaranya adalah:

  • Lelah berlebihan hingga merasa lemas.
  • Detak jantung tak normal.
  • Kemampuan untuk berolahraga berkurang drastis.
  • Batuk-batuk dan bersin yang mengeluarkan darah.
  • Keinginan untuk buang air kecil di malam hari meningkat drastis.
  • Pembengkakan pada area perut.
  • Kenaikan berat badan akibat retensi cairan.
  • Nafsu makan berkurang.
  • Tidak bisa berkonsentrasi.

Jika gagal jantung yang Anda alami disebabkan oleh serangan jantung, gejala yang mungkin muncul adalah dada terasa nyeri. Selain itu, ada pula gejala seperti pembengkakan pada kaki yang cenderung lebih sering muncul pada orang yang mengalami gagal jantung akut daripada gagal jantung kronik.

Sayangnya, gejala-gejala ini sering kali luput dari perhatian, khususnya pada pasien lansia. Hal ini disebabkan pasien-pasien yang sudah lanjut usia memiliki berbagai masalah kesehatan, sehingga gejala dari gagal jantung ini pun dianggap sebagai gejala dari kondisi kesehatan lain.

Maka itu, jika Anda merasakan gejala-gejala yang telah disebutkan di atas dan tidak tahu apa penyebabnya, lebih baik periksakan kondisi kesehatan Anda ke dokter. Pasalnya, sebuah penelitian yang dimuat di dalam The American Journal of Medicine menyebutkan bahwa sering kali orang yang dirawat di rumah sakit dengan diagnosis gagal jantung akut terlambat menyadari gejala hingga 13 jam lamanya.

Tentu hal itu dapat memperlambat proses pengobatan dan dapat berakibat fatal pada kesehatan Anda. Lebih cepat memeriksakan kondisi Anda ke dokter, tentu lebih baik. Hal ini membantu Anda mendapatkan penanganan yang sesuai untuk kondisi Anda.

Berbagai penyebab gagal jantung akut

Gagal jantung akut biasanya terjadi jika suatu kondisi kesehatan lain sudah menyebabkan kerusakan pada jantung. Kerusakan ini bisa berupa jantung melemah atau membuat jantung menjadi kaku. Ada beberapa kondisi yang dapat menjadi penyebab dari gagal jantung, misalnya:

1. Miokarditis

Salah satu penyebab gagal jantung akut adalah miokarditis. Kondisi ini adalah peradangan yang terjadi pada otot jantung. Biasanya, miokarditis disebabkan oleh virus, termasuk COVID-19, dan dapat menyebabkan gagal jantung sebelah kiri, baik gagal jantung sistolik maupun diastolik.

2. Aritmia berat

Detak jantung yang tidak beraturan juga bisa menjadi salah satu penyebab dari kondisi ini. Khususnya jika detak jantung Anda cenderung cepat, maka pada kondisi yang berat, hal ini dapat melemahkan otot jantung dan menyebabkan gagal jantung.

3. Serangan jantung

Bisa dikatakan bahwa yang menjadi penyebab gagal jantung adalah penyakit jantung koroner. Mengapa? Salah satu penyakit jantung ini adalah penyebab utama dari serangan jantung. Sementara itu, jika serangan jantung tidak segera ditangani, dapat menyebabkan gagal jantung.

Beberapa penyebab lain dari gagal jantung akut adalah reaksi alergi, pembekuan darah di paru-paru, penggunaan obat-obatan tertentu, dan penyakit lain yang memberikan pengaruh ke seluruh tubuh.

Itulah tadi informasi mengenai Gagal Jantung Akut, Apa Bedanya dengan Gagal Jantung Kronis? oleh - layanandokter.site dan sekianlah artikel dari kami layanandokter.site, sampai jumpa di postingan berikutnya. selamat membaca.

Tags:

Gagal Jantung Akut, Apa Bedanya dengan Gagal Jantung Kronis? oleh - layanandokter.site

By LayananKlinik24.online - Membahas Informasi Kesehatan → Tuesday, June 30, 2020

Halo sahabat selamat datang di website layanandokter.site, pada kesempatan hari ini kita akan membahas seputar Mudah Kok! Ini Cara Membuat dan Mencuci Masker Kain Sendiri oleh - layanandokter.site, kami sudah mempersiapkan artikel tersebut dengan informatif dan akurat, silahkan membaca

Salah satu cara mencegah penularan COVID-19 adalah dengan menggunakan masker. Masyarakat kini mulai menghargai masker medis yang diperuntukkan bagi tenaga medis sebagai garda terdepan penanganan COVID-19. Maka itu, masyarakat akhirnya berinisiatif menggunakan masker kain. Karena bisa dipakai secara berulang kali, tentu perlu diterapkan cara mencuci masker kain secara tepat.

Cara membuat masker kain

Masker kain kini mudah diperoleh, karena banyak orang yang berinisiatif membuatnya. Namun jika ingin lebih hemat, Anda bisa membuatnya sendiri di rumah. Berikut cara yang bisa diterapkan saat membuat masker kain sendiri, berdasarkan tips dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC).

Cara membuat masker kain dari kaos

Bahan: 

  • kaos
  • gunting

Langkah membuat:

  • potong bagian bawah baju dengan lebar sekitar 17-20 cm
sumber: Centers for Disease Control and Prevention
  • untuk membuat tali, potong bagian atas sepanjang 15-17 cm, sama seperti pada gambar. Kemudian potong pada bagian tengah untuk memisahkan tali
sumber: Centers for Disease Control and Prevention
  • Coba kenakan masker menutupi hidung dan mulut, dengan mengikat tali pada bagian atas kepala dan di belakang leher
sumber: Centers for Disease Control and Prevention

Cara membuat masker kain tanpa jahitan

Bahan:

  • bandana atau scarf katun kurang lebih 50×50 cm
  • ikat rambut atau karet gelang
  • gunting (bila perlu dipotong)

Langkah membuat:

sumber: Centers for Disease Control and Prevention
  • Lipat dua kain (bandana atau scarf), jika terlalu besar silakan digunting menurut ukuran di atas
  • Bagi tiga bagian kain. Lipat bagian atas dan bawah kain ke bagian tengah
  • Masukkan karet ke dalam scarf
  • Lipat masing-masing sisi ke tengah masker 
  • Lalu selipkan ujung sisi ke lubang sisi lainnya atau bisa juga dijahit agar masker bisa tetap pada tempatnya
  • Coba dan kenakan masker

Nah, kini Anda punya masker kain di rumah, coba yuk ketahui cara mencuci dan membersihkannya.

Cara mencuci dan membersihkan masker kain 

Banyak yang mempertanyakan apakah masker kain ini dapat efektif memberikan perlindungan? Adapun pada sebuah penelitian disebutkan, masker bedah lebih efektif dibandingkan masker yang terbuat dari kain.

Tetapi studi alam jurnal Disaster Medicine And Public Health Preparedness mengatakan, masker buatan sendiri dapat menjadi upaya terakhir untuk mencegah penularan infeksi saluran pernapasan (dalam pembahasan ini yang transmisi lewat droplet). Studi tersebut mengatakan, setidaknya masker buatan sendiri bisa menjadi perlindungan pribadi, daripada tidak ada perlindungan sama sekali.

Dalam situasi pandemik COVID-19 ini, penggunaan masker kain direkomendasikan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat. Banyak orang yang mulai berkreasi sendiri untuk membuat masker sendiri dari kain. Inisiatif ini dilakukan agar masker bedah lebih diutamakan kepada para tenaga medis yang langsung menangani pasien COVID-19.

Masker kain cenderung lebih efisien saat digunakan karena bisa dipakai kembali sewaktu-waktu. Menurut Web MD, penggunaan masker kain dapat memperlambat penularan virus. Bagi Anda yang masih memiliki kegiatan di luar rumah, tentu akan sering menggunakan masker kain tersebut.

cara mencuci masker kain

Masker bekerja untuk mencegah tetesan cairan dari orang yang batuk, bersin, atau bicara. Karena penularan bisa saja dari cairan paparan cairan tersebut. Maka itu, virus yang mungkin saja menempel pada masker perlu segera dihilangkan dengan cara dicuci.

Oleh karenanya, ketahui cara mencuci masker kain dengan tepat.

1. Lepas masker

Lepas masker tanpa menyentuh bagian depannya. Ada banyak bakteri dan virus yang mungkin hinggap pada bagian masker. Letakkan masker pada baskom atau mesin cuci.

Setelahnya, Anda perlu mencuci tangan secara benar selama 20 detik dengan sabun. Lakukan ini untuk meminimalkan bakteri atau virus yang menempel pada tangan. Selanjutnya terapkan cara tepat mencuci masker kain pada tahap selanjutnya.

2. Gunakan air panas

Jangan lupa untuk menggunakan air panas sebagai cara mencuci masker kain. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) setidaknya suhu 56ºC  dapat membunuh virus. Lebih detailnya, pada suhu tersebut sekitar 10.000 unit virus bisa terbunuh selama 15 menit.

Selain menggunakan air panas, Anda boleh sabun atau detergen saat mencuci di mesin cuci. Pada suhu panas, sabun dan detergen tidak meninggalkan sisa-sisa busa yang menempel pada masker. 

3. Keringkan masker

Setelah mencuci masker kain, Anda perlu mengeringkannya dengan temperatur panas sebagai cara lain untuk membunuh kuman. Jika menggunakan mesin pengering, jangan lupa untuk gunakan temperatur panas. 

Pilihan lainnya adalah dengan menggantung dan menjemurnya di bawah terik matahari. Sinar UV matahari dapat membantu membunuh kuman yang masih menempel pada kain masker.  

4. Simpan dan gunakan masker jika diperlukan

Setelah kering, jangan lupa untuk menyimpannya di dalam lemari. Bila sewaktu-waktu hendak mengenakan masker, jangan lupa untuk membersihkan tangan untuk mengurangi menempelnya bakteri atau virus pada masker. Tidak lain dengan mencuci tangan selama 20 detik dengan menggunakan air mengalir dan sabun.

Itulah tadi informasi mengenai Mudah Kok! Ini Cara Membuat dan Mencuci Masker Kain Sendiri oleh - layanandokter.site dan sekianlah artikel dari kami layanandokter.site, sampai jumpa di postingan berikutnya. selamat membaca.

Tags:

Mudah Kok! Ini Cara Membuat dan Mencuci Masker Kain Sendiri oleh - layanandokter.site

By LayananKlinik24.online - Membahas Informasi Kesehatan → Friday, June 26, 2020